Bulan Itu Berongga dan Isinya Markas Alien? Ini Dia Teori Konspirasi Hollow Moon!
Kalian pernah dengar enggak tentang “Teori konspirasi Hollow Moon” atau “Bulan Berongga“? Buat yang belum tahu, jadi ada sebuah teori yang mengatakan kalau Bulan itu sebenarnya enggak bulat padat sempurna. Katanya di bagian dalam Bulan itu ada sebuah ruangan besar, yang entah apakah diisi oleh makhluk lain atau cuma sekadar ruang kosong aja. Intinya, bagian dalam Bulan itu katanya kosong, enggak padat.
Nah, teori ini pertama kali heboh tahun 1969-an. Waktu itu, NASA lagi ngelakuin misi pendaratan ke Bulan yang kita kenal dengan sebutan misi Apollo 12. Di situ, para ilmuwan iseng melakukan sebuah eksperimen: mereka menabrakkan bagian roket pendorong mereka ke permukaan Bulan. Tujuannya buat mengetahui gimana struktur bagian dalam Bulan.
Setelah roket itu menabrak permukaan, alat pendeteksi getaran milik NASA mencatat sesuatu yang super aneh. Bulan ternyata bergetar dan berdering kayak lonceng besar yang habis dipukul! Getaran itu berlangsung selama kurang lebih satu jam, yang kemudian bikin semua peneliti garuk-garuk kepala.
Soalnya, kalau bagian dalam Bulan itu memang padat, seharusnya setelah tabrakan itu getarannya enggak berlangsung lama, kan? Getarannya pasti bakalan langsung diserap sama struktur bagian dalamnya. Ini sama kayak ketika kalian mukul ember. Kalau bagian dalam ember itu isinya air, pas ember itu dipukul kan suaranya pasti enggak sekeras kalau kalian mukul ember yang kosong.
Nah, dari sinilah sebagian orang berteori kalau bagian dalam Bulan itu pasti kosong, dan kemudian muncullah teori Bulan Berongga alias Hollow Moon. Di artikel kali ini, kita bakalan bahas tuntas seputar teori ini, mulai dari pendapat tentang adanya alien di dalam Bulan sampai pendapat yang bilang kalau Bulan itu sebenarnya pesawat luar angkasa raksasa.
Kalau penasaran, baca terus sampai habis ya!
“Bukti-bukti” Lain yang Bikin Teori Ini Makin Kuat
Ternyata, fenomena “lonceng berdering” itu bukan satu-satunya amunisi para penganut teori ini. Mereka punya beberapa “bukti” lain yang katanya sih makin menguatkan teori ini.
-
Kepadatan Bulan yang Aneh: Singkatnya, Bulan itu ‘kopong’ alias enteng banget dibanding Bumi. Kepadatan Bulan cuma sekitar 3,3 gr/cm³, sedangkan Bumi punya kepadatan 5,5 gr/cm³. Logikanya, kalau Bulan emang terbentuk dari serpihan Bumi, materialnya kan harusnya sama, dan kepadatannya juga enggak bakal beda jauh. Karena kepadatannya rendah, ini jadi bukti kalau di bagian dalamnya itu ya… kosong.
-
Kawah yang Terlalu Dangkal: Keanehan lainnya ada di kawah-kawah Bulan. Kalau kalian perhatiin, kawah-kawah raksasa di Bulan itu kedalamannya terlalu dangkal dibandingin diameternya yang super gede. Menurut para penganut teori, ini terjadi karena meteor yang menghantam Bulan itu kayak nabrak sesuatu yang super keras di bawah permukaan, mungkin semacam “lambung kapal” dari logam yang tebal.
-
Kebetulan yang Sempurna: Coba deh pikirin, Matahari itu 400 kali lebih besar dari Bulan, tapi juga 400 kali lebih jauh. Kok bisa pas banget rasionya sampai Bulan bisa nutupin Matahari secara sempurna pas gerhana? Anehnya lagi, Bulan itu selalu nunjukin sisi yang sama ke arah kita. Kayak sengaja diposisikan buat jadi CCTV raksasa yang ngawasin Bumi dari kejauhan. Hmm, gimana menurut kamu?
Level Selanjutnya: Bulan Bukan Cuma Berongga, tapi Pesawat Luar Angkasa!
Nah, Teori Konspirasi Hollow Moon ini enggak berhenti di situ. Teori ini berkembang menjadi Teori Bulan Kapal Luar Angkasa atau Spaceship Moon Theory. Teori ini seolah jadi jawaban dari pertanyaan “kenapa Bulan bisa berongga?”. Jawabannya: karena Bulan itu sebenarnya adalah pesawat luar angkasa milik alien!
Dan yang bikin makin heboh, teori ini bukan datang dari orang sembarangan. Teori ini pertama kali dipopulerkan tahun 1970 oleh dua ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Uni Soviet, Mikhail Vasin dan Alexander Shcherbakov. Menurut mereka, Bulan adalah benda yang diciptakan alien dari sebuah peradaban super maju. Mereka melubangi sebuah planet kecil, memasang lambung interior yang super kuat, lalu menutupinya dengan bebatuan biar kelihatan alami.
Teori ini juga dikait-kaitkan sama legenda kuno, misalnya cerita dari Suku Zulu di Afrika yang bilang kalau Bulan itu dibawa ke dekat Bumi sama dua bersaudara. Ada juga mitos dari Suku Dogon yang katanya punya pengetahuan astronomi canggih tentang bintang Sirius yang mereka dapat dari makhluk alien amfibi bernama Nomo.
Terus, Kata Sains Gimana Dong?
Meskipun cerita tadi seru banget, para ilmuwan punya penjelasan yang lebih masuk akal untuk semua anomali ini.
-
Soal Bulan yang Berdering: Ternyata, jawabannya simpel. Fenomena itu terjadi gara-gara kondisi Bulan yang super kering dan enggak ada air sama sekali. Di Bumi, getaran gempa cepat reda karena energinya diserap oleh air dan material lunak. Nah, di Bulan yang kering kerontang, enggak ada yang bisa meredam getaran, jadi energinya terus memantul di dalam untuk waktu yang sangat lama.
-
Soal Kepadatan yang Beda: Ini juga bisa dijelasin sama Teori Tabrakan Raksasa. Waktu Bumi purba ditabrak planet lain, material yang kelempar ke angkasa itu kebanyakan bagian “kulit” atau kerak Bumi yang lebih ringan. “Isi” atau inti Bumi yang berat dan padat ya tetap di dalam. Makanya, Bulan yang terbentuk dari serpihan ringan ini punya kepadatan yang lebih rendah.
-
Soal Gerhana Sempurna: Kalau ini, para ilmuwan sepakat bahwa ini adalah sebuah kebetulan kosmik yang indah. Faktanya, Bulan itu pelan-pelan menjauh dari Bumi. Jadi, jutaan tahun di masa depan, Bulan akan terlihat terlalu kecil untuk bisa menutupi Matahari secara sempurna. Artinya, kita cuma beruntung bisa hidup di zaman di mana gerhana matahari total bisa terjadi.
Nah, gimana menurut kalian? Apakah di antara kalian ada yang percaya sama teori Hollow Moon atau Spaceship Moon? Kalau iya, coba deh tulis argumen kalian di kolom komen buat seru-seruan aja.
Dan seperti biasa, kalau misalnya ada yang mau ditambahin, ada yang mau dikoreksi, ada yang mau didiskusikan, komen aja juga di bawah ya. And as always, thank you so much for reading and I’ll see you on the next one!
Tinggalkan Balasan